Kelahiran seorang anak merupakan suatu kebahagiaan yang besar bagi para orang tua, namun sebagian ibu mengalami kesedihan dan gangguan mood yang parah setelah melahirkan. Kondisi ini disebut dengan sindrom baby blues.
Baby blues syndrome atau sindrom baby blues merupakan penyakit mental yang ditandai dengan rasa cemas dan sedih berlebihan pada wanita pasca melahirkan.
Namun sindrom baby blues tidak boleh dianggap remeh karena dapat berdampak buruk bagi kesehatan ibu dan anak. Lalu apa saja penyebab dan pilihan pengobatan baby blues?
Pelajari Lebih Lanjut Tentang Sindrom Baby Blues
Baby blues syndrome merupakan penyakit mental yang terjadi pada masa nifas dan dapat menyebabkan depresi dan kecemasan pada ibu.
Menurut jurnal ilmiah bertajuk “How to Cope with Baby Blues: A Case Report Published in the Journal of Psychiatric Psychology and Behavioral Research,” 50 hingga 85 persen ibu mengalami baby blues setelah melahirkan.
Sebagian besar kondisi ini muncul antara 1 dan 5 hari dan hilang dalam 10 hari. Kebanyakan wanita sembuh dengan sendirinya tanpa perawatan profesional, namun beberapa wanita mengalami kondisi yang lebih serius.
Contohnya termasuk gangguan kecemasan dan depresi pascapersalinan, yang memerlukan pengobatan.
Tanpa penanganan yang tepat, kondisi ini dapat membahayakan kesehatan ibu dan anak. Baby blues dikaitkan dengan perubahan emosional dan fisik yang terjadi saat melahirkan.
Meski hal ini wajar terjadi pada ibu pasca melahirkan, namun ibu dan ayah perlu berhati-hati dalam menghadapi emosi seperti sedih, marah, khawatir, dan takut.
Penyebab Sindrom Baby Blues
Meski belum diketahui secara pasti, kemungkinan penyebab baby blues antara lain:
1. Menyesuaikan diri dengan peran sebagai ibu
Kesulitan menyesuaikan diri dengan peran baru sebagai ibu juga dapat meningkatkan risiko depresi. Apalagi ketika ibu harus menyelesaikan tugas sehari-hari.
Kurang tidur juga bisa menimbulkan gejala baby blues, seperti sedih dan mudah tersinggung.
2. Perubahan Hormonal
Ketika kadar estrogen, progesteron, atau hormon lain yang diproduksi oleh tiroid menurun, ibu cepat lelah, perubahan suasana hati, dan bahkan depresi.
3. Kelelahan dan kurang istirahat
Perubahan pola tidur saat mengasuh anak juga bisa memicu depresi.
Selain itu, kurangnya dukungan dari keluarga dan lingkungan juga dapat menyebabkan terjadinya baby blues syndrome. Dalam hal ini ibu tidak bisa istirahat dan menjadi lelah.
Untuk menjaga kekuatan fisik, Anda perlu melakukan olahraga yang membuat tubuh lebih sehat dan tidak mudah lelah.
4. Anda mempunyai riwayat gangguan jiwa
Masalah kesehatan mental yang dapat menyebabkan baby blues antara lain gangguan kecemasan, stres masa lalu, dan gangguan bipolar.
Gejala Sindrom Baby Blues
Baby blues pada ibu dapat muncul dengan beberapa gejala antara lain:
1. Adanya perasaan sedih, misalnya saat ibu menangis dan bersedih.
Ibu yang menderita kondisi ini tidak hanya banyak menangis, tetapi juga cenderung merasa cemas dan mudah tersinggung hingga tidak lagi memahami kondisi bayinya atau bahkan takut untuk menyentuhnya.
2. Ketidakstabilan emosi dan mudah tersinggung
Setelah melahirkan, tubuh ibu mengalami perubahan hormonal yang besar.
Perubahan tersebut dapat mempengaruhi suasana hati dan emosi sehingga membuat ibu menjadi lebih sensitif, mudah tersinggung, dan sensitif terhadap perubahan emosi yang ekstrim.
3. Kelelahan, sulit tidur dan sering sakit kepala
Cuti hamil yang lama, kurang tidur, dan perubahan gaya hidup yang drastis dapat menyebabkan stres dan kelelahan pada ibu.
Terlalu lelah dapat mengganggu keseimbangan emosi, membuat ibu lebih cepat lelah dan menyebabkan sakit kepala.
Sekian informasi tentang Apa Itu Baby Blues, semoga bermanfaat buat banyak orang. terima kasih.