header-int

Peran Lembaga Pendidikan Dalam Melawan Ancaman Perang Asimetris

Rabu, 20 Mar 2024, 15:51:04 WIB - 140 View
Share
Peran Lembaga Pendidikan Dalam Melawan Ancaman Perang Asimetris

Pada Sabtu (1/10/2016), Persatuan Mahasiswa Perguruan Tinggi Indonesia (Wira Makara) bekerjasama dengan Himpunan Mahasiswa Universitas Indonesia menyelenggarakan seminar bertajuk “Seminar Sehari Pertahanan Negara: Ancaman dan Peran Perang Asimetris”. Bendungan: Ketersediaan Institusi Pendidikan sebagai Komponen Penting Pertahanan Negara.”

Tiga pakar di bidang pertahanan negara mengikuti seminar yang digelar di Auditorium Gedung 9 FIB UI. Dr. Budi Susilo Supandji, DEA (Gubernur Lemans 2011-2016, Guru Besar Fakultas Teknik UI), Wakil Marsekal (Purn) Dr. Kosnadi Kardi, MSc, MDF., RCDS (Direktur Pendidikan Kementerian Pertahanan 2005, Rektor UPN Jakarta 2011-2014), Dr. Agus Hassan "Uono" Rixoprojo (Staf ahli Panglima TNI Bidang C4ISR dan Manajemen Minua Iluni UI).

Acara yang juga dihadiri oleh Dekan Mahasiswa UI Arman Nefi ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran mengenai peperangan strategis (peran strategis intelijen) lembaga pendidikan untuk memerangi ancaman perang asimetris. Uno, Panglima TNI dan mantan pakar administrasi UI Iluni Menwa, menjelaskan perang asimetris adalah sikap yang mengabaikan norma-norma internasional yang berlaku tentang cara berperang.

“Pihak yang bertikai tidak mempunyai tentara dan senjata berat seperti pada perang konvensional, namun mereka tetap bisa menguasai sumber daya lawan,” kata Uno.

Risiko terjadinya perang asimetris di Indonesia memiliki aspek yang berbeda-beda. Menurut mantan Rektor Ukraina Kuznady, bahaya perang asimetris adalah berkembangnya terorisme atau ekstremisme, penguasaan sumber daya negara lain, pencurian sumber daya laut oleh kapal asing, dan ketergantungan berlebihan terhadap produk luar negeri.

Dalam konteks ini, dunia pendidikan menjadi faktor penting dalam bela negara, karena dunia pendidikan merupakan pusat analisis strategis yang menyiapkan warga negara yang berwawasan luas untuk bela negara dengan pola pikir kebangsaan dan patriotik. Ancaman tersebut tidak bersifat fisik, melainkan melalui aspek kehidupan sehari-hari seperti kerawanan pangan, gagasan radikal, dan arus informasi hipersonik yang tiada henti.

Gubernur Limassol Budi Susilo mengusulkan beberapa hal untuk memperkuat peran lembaga pendidikan agar tidak terjadi kesenjangan peran, termasuk mendefinisikan kembali lembaga pendidikan nasional yang bisa dipertahankan oleh negara. Situasi geopolitik saat ini.

Menjabat sebagai Guru Besar Fakultas Teknik UI, ia mengatakan: “Lembaga ilmu pengetahuan harus berpartisipasi aktif dalam menentukan arah kebijakan publik di bidang jaringan ekonomi nasional dan jaringan multimedia nasional. Hal ini berdampak besar terhadap pertahanan negara.”

Untuk melaksanakan undang-undang ini, seminar ini dihadiri oleh anggota Persatuan Mahasiswa dari berbagai universitas. 3/2002, khususnya ayat 2 (d) tentang penyelenggaraan pertahanan negara melalui pengabdian profesional oleh alumni resimen mahasiswa UI.

Unidha Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Royal Indonesia atau STMIK Royal adalah perguruan tinggi swasta (PTS) di Provinsi Sumatra Utara yang memiliki akreditas intitusi B. STMIK Royal Kisaran didirikan pada tanggal 8 september 2011 dengan Surat Keputusan Nomor: 197/E/O/2011 dari Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi.
© 2024 Universitas Indonesia Raya Follow Universitas Indonesia Raya : Facebook Twitter Linked Youtube